Allah Subhanahu
wa Ta’ala memerintahkan
beliau menikahi banyak wanita agar sunnah-sunnah yang tidak tampak kecuali di
rumah, bisa diriwayatkan secara utuh . Istri-istri beliau berperan dalam
meriwayatkan sunnah-sunnah beliau saat di rumah dan para sahabat meriwayatkan
sunnah-sunnah beliau ketika di luar rumah. Seandainya beliau hanya beristrikan
empat wanita, dua, atau satu saja, maka sunnah-sunnah beliau di rumah hanya
disandarkan pada orang yang sangat sedikit, sehingga Allah perintahkan beliau
untuk menikahi banyak perempuan agar riwayat-riwayat tersebut disandarkan
kepada orang yang banyak (sehingga menguatkan riwayatk tersebut).
Sebagian besar istri
beliau adalah janda-janda yang telah memiliki anak, seperti Ummu Salamah, Hafshah,
Zainab, dll. Tujuan beliau menikahi ummahatul mukminin tersebut bukan
untuk mencari kepuasan, kalau tujuannya mencari kepuasan pastilah beliau menikahi
para gadis yang berparas cantik dan masih muda belia pula. Tapi kenyataannya,
beliau hanya menikahi 2 orang gadis, yaitu Mariyah Al Khibtiyyah RA dan Aisyah RA.
Tujuan lainnya adalah
menundukkan hati kabilah-kabilah besar agar mereka memeluk Islam. Seperti
pernikahan beliau dengan
Shofiyyah binti Huyay bin Akhtab radhiallahu ‘anha, kemudian masuklah
segolongan orang Yahudi ke dalam Islam. Demikian juga pernikahan beliau dengan
Zainab binti Jahsy radhiallahu
‘anha yang menjadikan kabilah
dari Zainab ini masuk Islam. Juga pernikahan beliau dengan anak Abu Bakar dan
Umar, yakni Aisyah dan Hafshah radhiallahu ‘anhum, sehingga hubungan beliau
semakin dekat dengan dua sahabatnya ini layaknya menteri-menteri beliau.
Jadi
Allah memerintahkan beliau menikahi banyak wanita memiliki hikmah dan pelajaran
yang banyak, baik hikmah tersebut kita ketahui atau hikmah itu Allah simpan
dalam ilmu-Nya saja, dan hal ini termasuk kekhususan bagi baginda Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Di
antara kekhususan lain bagi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bisa jadi beliau melewati dua
atau tiga hari dalam keadaan berpuasa. Beliau berbuka ketika maghrib lalu
melanjutkan puasanya di esok hari atau bahkan sampai lusa. Pada saat para
sahabat mengetahui hal ini, mereka pun merasa khawatir dengan kondisi beliau,
beliau menjawab “Aku berbeda dengan kalian. Saat aku tertidur Rabb ku memberiku
makan dan minum.” Kekhususan lain bagi beliau adalah ketika beliau wafat di
hari Senin, beliau baru dimakamkan di hari Rabu. Jasad beliau sama sekali tidak
berubah, berbeda dengan orang lain jika mengalami hal serupa tanpa diberikan
formalin dan keadaan kota Madinah yang sangat panas, keadaan fisik beliau tidak
berubah sama sekali.
Dengan
demikian kita bisa mengetahui keistimewaan yang diberikan Allah kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam
kekuatan fisik beliau, kekhususan boleh menikahi banyak wanita, bahkan
kekhususan setelah wafatnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan semakin banyaknya sumber-sumber ajaran Islam terutama yang berkaitan
dengan fiqih wanita, karena memang dari sanalah umumnya pelajaran Rasulullah
SAW tentang wanita itu berasal.
Daftar Nama Isteri Nabi Muhammad SAW
Alasan Nabi Muhammad memperistri Ummul Mukminin ::
Daftar Nama Isteri Nabi Muhammad SAW
No
|
Nama Istri Nabi SAW
Klik Nama RA untuk melihat Rincian |
Status Ketika Di Lamar
|
||
Usia
|
Status
|
Anak
|
||
1
|
40
|
Janda
|
4
|
|
2
|
70
|
Janda
|
12
|
|
3
|
9/19
|
Gadis
|
-
|
|
4
|
35
|
Janda
|
-
|
|
5
|
50
|
Janda
|
-
|
|
6
|
62
|
Janda
|
-
|
|
7
|
45
|
Janda
|
-
|
|
8
|
65
|
Janda
|
17
|
|
9
|
47
|
Janda
|
-
|
|
10
|
53
|
Janda
|
10
|
|
11
|
63
|
Janda
|
-
|
|
12
|
19
|
Gadis
|
-
|
|
Jumlah Anak
|
43
|
Alasan Nabi Muhammad memperistri Ummul Mukminin ::
- Khodijah binti Khuwailid RA,ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun (sebahagian ahli hadis mengatakan 28 tahun). Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.
- Saudah binti Zam`ah RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.
- Aisyah binti Abu Bakar RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun dan tinggal serumah di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun (19 tahun). Ia adalah seorang gadis. Dengan menikahi Aisyah, maka hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat kuat dan mereka memiliki ikatan emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri sangat penting dalam dakwah Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan setelah wafat. Abu Bakar adalah khalifah Rasulullah yang pertama yang di bawahnya semua bentuk perpecahan menjadi sirna. Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.
- Hafshah binti Umar bin Al-Khatab RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob. Dengan menikahi hafshah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran karena Umar memiliki pernanan sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan hampir semua kabar gembira di masa Rasulullah SAW bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.
- Zainab binti Khuzaimah RA, dari Bani Hilal bin Amir dan dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .
- Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.
- Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qoedah tahun kelima dari Hijrah. Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut.
- Juwairiyah binti Al-Harits RA, pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza'ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya'ban tahun ke 6 Hijrah. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.
- Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan dinikahkan serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah. Sehingga alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.
- Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah. Pernakahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah.
- Maimunah binti Al- Harits RA , saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qaedah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.
Dari
kesemua wanita yang dinikahi Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang
melahirkan anak hasil perkawinan mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali
Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan di atas. Namun Rasulullah SAW pernah
memiliki anak laki-laki selain dari Khadijah yaitu dari seorang budak wanita
yang bernama Mariyah Al-Qibthiyah yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar
Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.
Dari kesemuanya itu, umumnya Rasulullah SAW menikahi mereka karena
pertimbangan kemanusiaan dan kelancaran urusan dakwah.
Wallahu
a`lam BIshowab.....