SEPATAH KATA DARI PENULIS


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Patutlah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Ilahi Robbi, yang telah memberi kita sepasang orang tua Muslim. Sebelum dilahirkan ke dunia yang fana ini, kedua orang tua kita selalu berdoa kepada Allah Ta’ala, agar diberikan keturunan yang sholeh dan sholehah, mempunyai akhlak dan budi pekerti yang baik, berbakti kepada agama, keluarga, bangsa dan negara.
Bersyukur kita telah diberi asupan makanan yang halal dan bergizi baik selama dalam kandungan, dipelihara dan dijaga dengan penuh kasih sayang semasa dalam rahim bunda. Selalu diperdengarkan kalimat zikir dan bacaan Al Qur’an yang indah. Ikut melakukan ibadah sholat dan ibadah lainnya yang bernilai amal sholeh di dalam kandungan Ibunda, ketika mereka beramal ibadah kepada Sang Maha Agung, Yang Maha Pencipta, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah Subhanahu wata’ala.
Setelah cukup umur kandungan (lk 9 bulan 10 hari), maka kita lahir disambut dengan senyum dan tawa bahagia anggota keluarga, sanak saudara dan kerabat dekat, sementara kita menangis, karena akan selalu di goda oleh Syetan terkutuk agar berbuat maksiat kepada Allah subhanahu wa ta'ala sampai akhir hayat. Jika kita menjadi hamba Syetan, maka celakalah hidup kita di akhirat kelak. 
Untuk mengalahkan Syetan terkutuk dan sebagai bekal awal setelah lahir ke dunia, maka orang tua kita memperdengarkan dengan lembut suara keimanan berupa Azan di telinga kanan dan Iqamah di telinga kiri. Selama mendengar suara azan dan Iqomah tersebut, sang bayi terdiam bahagia. Allahu Akbar ...
Dari mulai bayi sampai berusia sepuluh tahun, kita diajarkan apa yang belum pernah kita bisa melaksanakan sendiri, dijaga dengan penuh kasih sayang agar tidak disakiti dan tersakiti. Diajar berbicara, berjalan, mengaji, sholat, puasa, bersekolah dan lain-lain semampu kita. Dan pada saat usia kita mencapai 10 tahun, apabila kita sering lalai melaksanakan perbuatan baik, maka omelan, cubitan dan pukulan kasih sayang dari Ayah dan Bunda mulai pula diperkenalkan. Ajaran dasar inilah yang selalu teringat dan tidak pernah bisa dilupakan, sampai kita menjadi tua.
Pembaca yang saya muliakan .....

gallery
Biaya Hidup
Disaat kita mulai membangun rumah tangga, kekhawatiran dan ketakutan mulai membayangi kehidupan berkeluarga. Bagaimana sandang, pangan dan belanja keluarga untuk besok ? bagaimana pendidikan anak-anak nanti jika sudah dewasa ? Apakah sanggup membangun rumah untuk tempat berteduh di kala tua ? Bagaimana cara agar dapat membantu orang tua dan saudara yang berkekurangan dan lain sebagainya. Inilah panggung sandiwara dunia, kita ditakut-takuti dengan keadaan keluarga, harta benda serta kemulian yang berasal dari keturunan, pangkat dan jabatan.  
Sepasang suami isteri mulai berfikir keras mengejar dunia, bagaimana supaya memiliki harta yang banyak serta mempunyai kedudukan yang mulia di tengah-tengah masyarakat. Pada kondisi seperti ini, amanah yang dititipkan kepada manusia mulai dilupakan. Jika bekerja menjadi pegawai, diputar otak dan akal supaya waktu kerja di kurangi dan penghasilan bertambah. Jika berdagang, bagaimana supaya sukatan dan timbangan tidak lagi sesuai dan tidak berpihak kepada pembeli. Anak terabaikan karena Ayah dan Bunda sibuk bekerja. Dengan tetangga bukan lagi menjadi saudara kandung di perantauan, tetapi sudah menjadi pesaing untuk saling mengungguli.

Penyakit kikir karena takut miskin mulai menjadi pakaian sehari-hari, kaum fakir dan anak terlantar tidak lagi mempunyai hak untuk berbagi, anak yatim-piatu sudah tidak dipedulikan, segala aktifitas selalu di kalkulasi dengan untung rugi. Agama tinggal kenangan dan Tuhan pun mulai di ganti dengan Harta dan Kekuasaan.
Perintah Sedekah dan Sholat mulai ditinggalkan manusia, minta diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala ke jalan yang lurus tinggal kenangan. Negeri Kekal Abadi (akhirat) sudah tidak ada lagi, yang diyakini bahwa sorga yang dijanjikan adalah sorga yang ada di dunia fana ini.
Ya Allah ... ya Robbi, janganlah kami dilalaikan oleh dunia fana ini, jadikalah harta kami untuk bekal beribadah kepada Engkau. Jadikanlah Kedudukan kami untuk berlaku adil kepada sesama. Ya Rohman .... ya Rohim...., jadikanlah anak-anak kami anak yang sholeh dan sholehah sebagai bekal buat kami kelak. 

Ya Allah yang maha memiliki ilmu, bimbinglah kami dalam membuat tulisan ini, jauhkanlah kami dari rasa sombong dan takabur. Hal ini kami lakukan, semata mencari ridho Engkau serta memenuhi pesan Rasulullah sholollohu 'alaihi wassallam pada saat haji wadak, agar menyampaikan apa yang kami ketahui tentang risalah agama Islam kepada orang-orang yang tidak hadir, tidak mendengar dan tidak membaca pesan terakhir Baginda Rasul di Padang Arafah.

Ya Allah yang Maha Pengampun, ampunilah dosa dan kesalahan hamba mu ini. Ampunilah segala dosa dan kesalahan isteri hamba dan jangan Engkau jadikan kami kufur sepeninggal Baginda Rasulullah sholollohu 'alaihi wassallam.

Ya Rahman .... Ya Rohim, Ampunilah segala dosa dan kesalahan kedua orang tua hamba, yang telah mendidik anak-anak dan keturunannya ke jalan yang Engkau ridhoi.Jauhkanlah azab neraka kepada ke dua orang tua kami. Masukkanlah mereka ke dalam sorga Mu bersama hamba-hamba Mu yang beriman.

Wahai anak-anak ku yang aku cintai, Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala telah memilihkan agama Islam bagi kamu, maka janganlah kamu mati, kecuali kamu dalam keadaan muslim.



Amin ya Robbil ‘Alamin.
Bandung, 13 November 2015

gallery
MASA














gallery
Ibu Hamil
gallery
Makanan Bergizi
gallery
Beribadah
gallery
Di dapur
gallery
Iqomah
gallery
Menyusui
gallery
Belajar Berjalan
gallery
Mengaji