Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api
yang sangat panas.” (QS Al-Hijr 15:27).
Dalam
Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak
bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab)
berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan
halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia
atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.
“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS Al-A’raf 7:27).
Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat tersebut di atas.
Dalam
ayat lain Allah mempertegas:
“Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman
55:15). Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhahak berkata, bahwa yang
dimaksud dengan firman Allah: Dari nyala api, ialah dari api murni. Dalam
riwayat lain dari Ibnu Abbas: Dari bara api. (Ditemukan dalam Tafsir Ibnu
Katsir). Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda :
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api,
dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian.”
[yaitu dari air spermatozoa] (HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di
dalam Al-Musnad).
Bagaimana
wujud api itu, Al-Qur’an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak
mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.
Dalam
sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda : “Syetan
memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah,
aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau
bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Bukhari).
JIN DAPAT MENGUBAH BENTUK
Setiap
makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah
satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan)
pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika
suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah.
Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).
JIN DAPAT BERANAK-PINAK
Jin
beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah
jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak,
tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a’lam. Namun menurut
hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi Muhammad SAW berdo’a:
“Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati…” (HR Bukhari 7383 –
Muslim 717).
HABITAT PARA JIN
Walaupun
banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di
antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum
adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur
di ranjang dan makan bersama manusia.
Tempat
yang paling disenangi jin adalah WC.
Oleh sebab itu hendaknya kita berdoa waktu masuk WC yang artinya: “Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki dan setan (jin)
perempuan.” (HR At-Turmudzi).
Syetan
suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Al-Qur’an tidak
menjelaskan secara rinci. Kuburan dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh
tukang sihir (Paranormal).
Nabi
Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas
perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang
menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya
penyakit. Na’uzu billah min zaalik!
QARIN
Yang
dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang
menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu memperdayakannya. Allah
berfirman, artinya:
Yang menyertai dia
(qarin) berkata pula: ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah
(manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh… (QS Qaaf 50:27).
Manusia
dan syetan qarinnya itu akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Dalam
sebuah hadits (HR Ahmad) Aisyah ra mengatakan:
Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: “Apakah kamu telah didatangi syetanmu?” “Apakah syetan bersamaku?” Jawabku. “Ya, bahkan setiap manusia.” Kata Nabi Muhammad SAW. “Termasuk engkau juga?” Tanyaku lagi. “Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya.” Jawab Nabi (HR Ahmad).
Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan. Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia
Tidak ada manusia yang bisa melihat jin, dan jika ada manusia yang mengklaim mampu melihat jin, maka orang tersebut sedang bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai jin warisan atau pun jin hasil dia belajar. Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk dalam kategori bekerja sama dengan jin yang menyesatkan
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin 72:6)
Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan jin. Jangan meminta bantuan orang yang mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
KEBERADAAN JIN
Yang
bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin
yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau ditempat-tempat tertentu.
Atau anggota rumah/kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut
perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering
kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi
gangguan jin di tempat tersebut.
Jika
sudah ada gangguan, maka Ruqyah Syar’iyyahadalah
solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat kita,
maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan.
Demikian
juga masalah deteksi jin pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat
melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh seseorang. Kalau ada yang
mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka orang tersebut juga mempunyai
jin yang tidak boleh dimintai bantuan.
Untuk
memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang adalah juga dengan
Ruqyah Syar’iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur’an
dan do’a-do’a yang ma’surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan
Islam untuk menangani segala kasus yang berhubungan dengan jin.
Indikasi
orang yang dimasuki jin sebagai berikut:
Gejala waktu terjaga, di antaranya :
- Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.
- Berat dan malas untuk beraktivitas, terutama untuk beribadah kepada Allah.
- Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.
- Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.
- Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan, berdebar, dan sesak nafas saat membaca Al-Qur’an.
Gejala waktu tidur, di antaranya adalah :
- Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.
- Sering mengigau dengan kata-kata kotor.
- Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.
- Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.
- Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.
- Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.
- Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.