ANAK-ANAK NABI ADAM AS


Nabi Adam a.s. memiliki putra-putri sebanyak 40 orang (20 pasang). Beberapa sumber riwayat yang lain mengungkapkan bahwa Nabi Adam as mempunyai 25 orang anak, 24 orang lahir berpasangan yaitu lak-laki dan perempuan,kecuali nabi Syits as sebagai anak ke 5, dilahir dengan sangat istimewa tanpa tanpa ada pasangannya, bahkan tanpa sel telur Siti Hawa dalam sebuah riwayat yang lain. Jadi menurut riwayat ini ada 13 orang putra laki-laki nabi Adam dan ada 12 orang perempuan. Putra-putri Nabi Adam as konon menurut sebuah riwayat dilahirkan berurutan : laki-laki, perempuan, perempuan,laki-laki, laki-laki, perempuan, perempuan, laki-laki, laki-laki, perempuan, perempuan, laki-laki, begitu seterusnya.

1.    Abdullah dan saudara perempuannya
2.    Cayn dan saudara perempuannya
3.    Qobil dan Iqlima,
4.    Ashut dan saudara perempuannya.
5.    Habil (Abel) dan Labuda,
6.    Syts
7.    Ayad dan Hazura,
8.    Balagh dan saudara perempuannya,
9.    Athati dan saudara perempuannya,
10. Tawbah dan saudara perempuannya,
11. Darabi dan saudara perempuannya,
12. Hadaz dan saudara perempuannya,
13. Yahus dan saudara perempuannya,
14. Sandal dan saudara perempuannya,
15. Baraq dan saudara perempuannya.
16. Wadd dan dan saudara perempuannya,
17. Suwa dan saudara perempuannya,
18. Yaghuth dan saudara perempuannya,
19. Ya’uq dan saudara perempuannya
20. Nasr dan saudara perempuannya

(Urutan putra-putri Nabi Adam ini masih belum dipastikan dengan baik. Hanya ada riwayat yang mengatakan bahwa Habil adalah putra ke-empat, Dan Nabi Syts adalah putra ke-5 yang menikah dengan adiknya Hazura putra/putri ke-enam nabi Adam a.s.)

Qobil Dan Habil adalah dua putra Nabi Adam yang namanya disebut-sebut dalam Al Qur’an. Qobil menolak menikah Labudza, dan membunuh Habil. Inilah yang disebutkan sebagai peristiwa pembunuhan manusia yang pertama kalinya.
Nabi Syits as menikah dengan adik nya yang nomor enam yaitu Hazurah yang pasangannya meninggal sewaktu dilahirkan,nabi Syits as mempunyai anak setelah berumur 105 tahun,dan usianya mencapai 1402 tahun. Nabi Syits as lahir 5 tahun setelah Habil,Habil anak nomor 4. Riwayat lain mengatakan bahwa adik Nabi Sys yang dilahirkan tidak berpasangan hanya wanita saja adalah Siti Hunun.
Kisah Qabil dan Habil Dalam Al-Qur'an

Dan bacakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka kisah (mengenai) dua orang anak Adam (Habil dan Qabil) yang berlaku dengan sebenarnya, iaitu ketika mereka berdua mempersembahkan satu persembahan korban (untuk mendampingkan diri kepada Allah). Lalu diterima korban salah seorang di antaranya (Habil), dan tidak diterima (korban) dari yang lain (Qabil). Berkata (Qabil):" Sesungguhnya aku akan membunuhmu!". (Habil) menjawab: "Hanyasanya Allah menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa; (Al-Maidah 5:27)

Maka nafsu jahat (Qabil) mendorongnya (sehingga ia tergamak) membunuh saudaranya, lalu ia membunuhnya. Oleh itu menjadilah dia dari golongan orang-orang yang rugi .(Al-Maidah 5:30)
Kemudian Allah hantarkan seekor burung gagak (menyuruhnya) mengorek-ngorek di bumi supaya, diperlihatkan kepada (Qabil) bagaimana cara menimbus mayat saudaranya. (Qabil) berkata: "Wahai celakanya aku! Alangkah lemah serta bodohnya aku, aku tidak tahu berbuat seperti burung gagak ini, supaya aku dapat menimbuskan mayat saudaraku?". Kerana itu menjadilah ia dari golongan orang-orang yang menyesal. (Al-Maidah 5:31)

Pengajaran Dari Kisah Putera Nabi Adam a.s.

Bahawasanya Allah s.w.t. hanya menerima korban dari seseorang yang menyerahkannya dengan tulus dan ikhlas, tidak dicampuri dengan sifat riyak, takabur atau ingin dipuji.Barang atau binatang yang dikorbankan harus yang masih baik dan sempurna dan dikeluarkannya dari harta dan penghasilan yang halal.Jika korban itu berupa binatang sembelihan, harus yang sihat, tidak mengandungi penyakit atau pun cacat, dan jika berupa bahan makanan harus yang masih segar baik dan belum rusak atau busuk.

Bahawasanya penyelesaian jenazah manusia yang terbaik adalah dengan cara penguburan sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepada Qabil.itulah cara paling sesuai dengan martabat manusia sebagai makhluk yang dimuliakan dan diberi kelebihan oleh Allah di atas makhluk-makhluk lainnya, menurut firman Allah dalam surah "Al-Isra" ayat 70 yang bererti ; "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.Kami angkut mereka di daratan dan di lautan.Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."

Ajaran Nabi Adam AS

Sebagai Kholifah fi Al-Ardhi atau pemimpin makhluk yang ada di bumi, Nabi Adam as. mempunyai misi sesuai yang diajarkan oleh Allah swt. kepadanya. Nabi Adam as. turun ke bumi membawa ajaran tauhid. Yaitu ajaran tentang ketuhanan (Mengenal Allah swt). Dimana dalam ajaran itu dijelaskan tentang sifat-sifat yang berkaitan dengan sifat wajib, muhal dan jaiz bagi Allah swt. Dan juga sifat-sifat yang berkaitan dengan sifat-sifat Rosul sebagai Utusan Allah swt. Nabi Adam as. mengenalkan pada semua makhluk (anak cucunya) bahwa, Tuhan yang wajib disembah adalah hanya Allah swt. Karena Allah swt. lah yang menciptakan segala sesuatu serta mengatur semua yang ada di langit, bumi, gunung, laut dan lain-lainnya. Semuanya adalah ciptaan Allah swt. Dengan ajaran tauhid itu di harapkan, manusia mengenal Tuhannya. Sehingga manusia mau tunduk dan patuh kepada Tuhannya, yaitu Allah swt.


Nabi Adam as. menanamkan jiwa keimanan terhadap Allah swt. kepada seluruh anak keturunnanya. Dan meyakinkan bahwa tiada Tuhan selain Allah swt. Setelah hal itu berhasil, Nabi Adam as. mengenalkan tentang aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Yang berkaitan dengan syari’at. Yaitu esam tentang peribadatan seorang hamba, sebagai upaya dan media untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhannya (Allah swt.). Hukum syari’at itu mengenalkan manusia tentang hak dan kewajibannya. Serta rutinitas yang harus dijalankan setiap waktu. Hukum itu meliputi sholat, nikah, shodaqoh, warisan dan lain-lainnya. Sholat pada masa Nabi Adam as. itu caranya berbeda dengan sholat yang ada pada masa Nabi Muhammad saw. Begitu juga halnya dengan shodaqoh, warisan dan lain-lain.

Disamping mengajarkan tentang ketauhidan, Nabi Adam as. juga mengajarkan tentang hal-hal yang berkaitan tentang bersosial terhadap sesama. Dengan harapan akan terwujud kemaslahatan umat. Seperti Nabi Adam as. mengajarkan kepada anak cucunya untuk selalu menjaga dan melestarikan keutuhan alam serta menjalin rasa solidaritas antar sesama manusia.