Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan bumi sebelum menciptakan
langit, sebagaimana firman-Nya,
هُوَ الَّذِي
خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ
فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah
Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS. Al
Baqarah [2]: 29)
Tentang awal
penciptaan, Al-Bukhari berkata, Qatadah berkata,
وَلَقَدْ
زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ
“Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang bintang.” (QS. Al Mulk [67]: 5 )
Allah
menciptakan bintang-bintang tersebut untuk tiga macam kepentingan :
- Sebagai perhiasan yang
memperindah langit
- Sebagai alat pelempar terhadap
syetan-syetan
- Sebagai rambu-rambu petunjuk
Orang yang
mengaku bahwa tujuan penciptaan bintang-bintang bukan yang tiga itu, atau orang
yang mengetahui hukum-hukum yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakannya dengan
membandingkan segala gerak-geriknya, dan beranggapan bahwa sesungguhnya semua
itu hanya menunjukkan betapa bervariasinya kejadian di bumi ini, maka semua
pendapat itu salah. Kesalahan itu disebabkan pembahasan mereka dalam hal ini
tiada lain karena prasangka-prasangka yang dusta dan pernyataan-pernyataan yang
batal. Semua bintang berada di langit yang meliputi bumi.
Tidak ada
masalah jika beberapa langit sebagian berada di atas sebagian yang lain. AllahSubhanahu
wa Ta ‘ala mengkhususkan langitnya bumi dari lapisan-lapisan langit
yang terdahulu dengan bintang. Jika semua itu menunjukkan bahwa langit akan
dihiasi, maka demikianlah maksud yang sebenarnya. Jika tidak demikian, maka
tidak ada masalah, sebagaimana dikatakan oleh kelompok lain. Wallahu a
‘lam.
Sesuatu yang
paling baik yang diriwayatkan Imam Muhammad bin Ishak pada awal kitab sirahnya
adalah sebuah syair yang ditulis oleh Zaid bin Amru bin Nufail, yang berisi
tentang penciptaan langit, bumi, matahari, bulan, dan sebagainya.
Ibnu Hisyam
mengatakan bahwa syair-syair tersebut merupakan karya Umayyah bin Abu
Ash-Shilat:
Kuhadiahkan
segala pujian hanya kepada Allah
Berupa
ucapan sempurna tiada henti sepanjang masa
Jin adalah
pusat yang menjadi harapan mereka
Engkau
adalah Tuhanku dan harapanku
Engkau yang
menganugerahkan pemberian dan rahmat
Engkau yang
mengutus Musa sebagai utusan yang menyeru
Engkau
katakan kepadanya, “Pergi bersama Harun, seru Fir’aun
kepada
Allah, dia keras kepala”
Katakan
kepadanya, “Apakah engkau rapikan (langit)
tanpa pasak,
tetapi sangat kokoh seperti kini ?”
Katakan
kepadanya, “Apakah engkau tinggikan (langit)
tanpa tiang
atau bersamamu seorang yang membangunnya?”
Katakan
kepadanya, “Apakah engkau yang meratakan tengahnya sehingga bercahaya cerah,
jika malam tiba menjadi petunjuk.”
Katakan
kepadanya, “Siapakah yang mengirim matahari
sehingga
bumi yang bersapa dengannya menjadi kering?”
Katakan
kepadanya, “Siapakah yang menumbuhkan biji di tanah sehingga bumi menumbuhkan
tanaman bahan makan yang lebat,
lalu
memunculkan biji di ujung-ujungnya?” Semua itu adalah tanda-tanda bagi siapa
yang menyadari