NAKIR
|
xxxxxx
|
Malaikat Ridwan adalah
mahluk yang selalu patuh dan setia kepada Allah SWT. Mereka tidak pernah menentang
setiap perintah Allah, kapan saja di perintah-Nya. Setiap perintah Allah selalu
mereka (Malaikat) kerjakan dengan baik. Diantara Malaikat-Malaikat ada yang
disebut Malaikat Muqarrobin ( yaitu Malaikat yang amat dekat hubungannya dengan
Allah ). Malaikat tidak pernah durhaka kepada Allah SWT. Oleh karena itu, para
Malaikat disebut juga mahluk suci.
Ridwan adalah nama
malaikat yang menjaga pintu surga, walaupun tidak ada keterangan di dalam Al
Qur’an dan hadits shahih yang menerangkan secara jelas namanya. Terkadang
namanya diucapkan sebagai Rizvan oleh orang Persia, Urdu, Pashto, Tajik,
Punjabi, Kashmir dan bahasa lainnya yang terpengaruh oleh bahasa Persia.
Sementara di Perancis disebut sebagai 'Redouane'. Sekarang nama ini digunakan
sebagai nama maskulin oleh orang Arab atau orang yang beragama Islam. Malaikat
Ridwan biasanya bersama dikaitkan bersama Malik.
Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Surga dengan penampilan yang sangat menyenangkan para penghuni Surga.
Ada empat hadits yang
menyebutkan bahwa nama malaikat penjaga surga adalah Ridwan. Akan tetapi semua
hadits tersebut adalah hadits yang sangat lemah dan tidak bisa saling
menguatkan. Berikut uraiannya :
1. Hadits Ubai bin Ka’ab
Diriwayatkan oleh
Al-Qadhai dalam Musnad Asy-Syihab (1036) dari jalan Mukhallad bin Abdil Wahid
dari Ali bin Zaid bin Jud’an dan Atha` bin Abi Maimunah dari Zirr bin Hubaisy
dari Ubai secara marfu’, Tidak ada seorang muslim pun yang membaca Yasin sedang
dia berada dalam sakaratul maut, maka tidaklah malaikat maut mencabut nyawanya
sampai Ridwan penjaga surga memberinya minuman.
Di dalam sanadnya ada Ali bin Zaid bin Jud’an yang sudah masyhur sebagai rawi yang lemah. Ditambah lagi dengan adanya Mukhallad bin Abdil Wahid, yang Ibnu Hibban berkata tentangnya -dalam Al-Majruhin (1096), Mungkarul hadits jiddan (orang yang sangat mungkar haditsnya).
Di dalam sanadnya ada Ali bin Zaid bin Jud’an yang sudah masyhur sebagai rawi yang lemah. Ditambah lagi dengan adanya Mukhallad bin Abdil Wahid, yang Ibnu Hibban berkata tentangnya -dalam Al-Majruhin (1096), Mungkarul hadits jiddan (orang yang sangat mungkar haditsnya).
2. Hadits Abdullah bin
Abbas.
Diriwayatkan oleh Abu
Asy-Syaikh dalam kitab Ats-Tsawab dan Al-Baihaqi dalam Syuab Al-Iman tentang
kisah berhiasnya surga setiap memasuki ramadhan, dan di dalamnya tersebut:
Allah Azza wa Jalla berfirman, Wahai Ridwan, bukalah pintu-pintu surga.
Hadits ini datang dari
jalan Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas secara marfu’. Haditsnya lemah karena
Adh-Dhahhak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.
3. Hadits Abdullah bin
Abi Aufa.
Nabi -shallallahu alaihi
wasallam- bersabda, Lalu saya berkata (di dalam surga), Wahai Ridwan, punya
siapa istana ini?
As-Suyuthi menyatakan
dalam Al-Jami’ Al-Kabir -sebagaimana dalam Kunzul Ummal-, Diriwayatkan oleh
Ath-Thabrani dan Ibnu Asakir dari Abdullah bin Abi Aufa, sedang di dalam
sanadnya ada Abdurrahman bin Muhammad Al-Maharibi dan Ammar bin Saif, keduanya
sering meriwayatkan hadits-hadits yang mungkar. Lihat Mizan Al-I’tidal (2/585)
dan (3/165)
4. Hadits Anas bin
Malik.
Diriwayatkan oleh
Al-Uqaili dalam Adh-Dhuafa (1/313) dari jalan Hamzah bin Washil Al-Minqari dari
Qatadah dari Anas secara marfu’ dengan lafazh, Rabbul Izzah -Tabaraka wa
Ta’ala- memanggil Ridhwan -dan dia adalah penjaga surga-.
Al-Uqaili berkata setelahnya, Hamzah bin Washil Al-Minqari, seorang dari Bashrah, majhul dalam periwayatan dan haditsnya tidak terjaga.
Al-Uqaili berkata setelahnya, Hamzah bin Washil Al-Minqari, seorang dari Bashrah, majhul dalam periwayatan dan haditsnya tidak terjaga.
Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur’an ada yang memiliki sayap sebanyak 2, 3, dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi : Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1)
Wujud malaikat mustahil
dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari unsur
dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan mampu
melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi
Muhammad SAW yang mampu melihat wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali.
Yaitu wujud asli malikat Jibril .
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.
Setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. "Bisakah engkau membawa saya melihat surga dan neraka?"
"Wahai Nabi Allah,
lagi-lagi permintaanmu aneh," kata Izrael.
Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
"Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya," kata Izrael.
"Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya," Nabi Idris menjelaskan alasannya.
Wajah Malaikat Ridwan
selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun akan senang memandangnya.
Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga
untuk memasuki tempat yang mulia itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona.
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau
tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya.
"Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah" ucap Nabi Idris
beulang-ulang.
Nabi Idris melihat
sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai terdapat
pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-istana
pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya
segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris
ingin minum air sungai surga. "Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan
sejuk dan segar sekali."
"Silahkan minum,
inilah minuman untuk penghuni surga." Jawab Izrael. Pelayan surga datang
membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi
Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur bisa menikmati air
minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya
ada minuman selezat itu. "Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,"
Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.
"Saya tidak mau
keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat
nanti," kata Nabi Idris.
"Tuan boleh tinggal
di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah di hisab oleh Allah,
baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang yang beriman
lainnya," kata Izrael.
"Tapi Allah itu
Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah
tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang
menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi
Isris berusia 82 tahun.
Firman Allah: "Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS Al-Anbiya:85-86).
Pada saat Nabi Muhammad
sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris.
"Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada Jibril yang mendampinginya
waktu itu.
"Inilah
Idris," jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentang Idris
dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan
57.